02 Apr 2024
Offshoring, Nearshoring, dan Outsourcing adalah tiga strategi bisnis untuk mendelegasikan tugas tertentu atau upaya untuk menambah tenaga kerja sementara dengan bekerja sama ke pihak ketiga. Meskipun strategi-strategi ini mirip satu sama lain namun ketiga model outsourcing ini tetap memiliki perbedaan yang jelas untuk dipertimbangkan ketika sebuah bisnis memutuskan untuk menggunakan salah satu dari strategi-strategi ini.
Nearshoring adalah strategi bisnis yang sedang naik daun yang melibatkan memindahkan operasi bisnis ke sebuah perusahaan eksternal yang terletak di luar negeri di sekitarnya namun masih dekat dengan negara utama pemilik perusahaan. Contohnya adalah terdapat sebuah perusahaan di Singapura yang ingin membangun aplikasi Human Resource Information System (HRIS) namun karena tenaga kerja dari singapura mahal maka dia memutuskan untuk outsourcing pengembangan aplikasi tersebut ke negara Indonesia atau India karena kemampuan teknologi yang masih tinggi namun rate pasar tenaga kerja jauh lebih murah. Berikut adalah beberapa manfaat dan kekurangan dari nearshoring yang perlu dipertimbangkan.
1. Meningkatkan efisiensi
Perusahaan dapat dengan mudah dan cepat berkomunikasi dengan mitra dekatshoring mereka karena berada di zona waktu yang relatif sama dimana terdapat perbedaan hanya beberapa jam. Perusahaan juga dapat dengan mudah terus berkomunikasi dengan tim di luar negeri dan dapat memberitahukan adanya perubahan, mengadakan meeting dengan tim internal perusahaan, dan pertukaran ide di jam kerja yang sama.
2. Murahnya tenaga kerja
Dengan mendelegasikan beberapa tugas bisnis secara nearshoring perusahaan dapat lebih leluasa menentukan negara yang dituju berdasarkan rate pasar tenaga kerja sehingga perusahaan dapat menimbang keseimbangan nilai antara pasar tenaga kerja dengan rata rata kemamuan SDM suatu negara. Namun perlu diperhatikan bahwa murahnya tenaga kerja dari metode Nearshoring tidak sebaik dengan metode Offshoring.
3. Kesamaan Budaya
Umumnya suatu negara di dalam benua yang sama memiliki karakteristik dan sifat yang hampir sama sehingga dengan menerapkan strategi nearshoring dapat mengurangi resiko kesalahpahaman dan dapat dengan mudah menselaraskan visi misi untuk mencapai tujuan.
1. Terbatasnya SDM
Mengandalkan strategi Nearshoring harus siap dengan risiko bahwa terdapat beberapa teknologi yang belum tenar di negara berkembang tempat mitra perusahaan sehingga tugas yang didelegasikan harus memperhatikan kesiapan teknologi dan SDM yang terampil.
2. Ketidakstabilan politik dan ekonomi
Ketidakstabilan setiap negara berbeda beda dan umumnya ditentukan dari hasil akhir pemilihan pemimpin negara serta efek yang timbul dari kebijakan yang diterapkannya. Ketika negara mitra mengalami ketidakstabilan maka dapat mempengaruhi kecepatan penyelesaian proyek, adanya risiko pembatasan kerjasama, risiko biaya berlebih karena perbedaan nilai mata uang akibat kebijakan ekonomi dan pajak.
3. Komunikasi
Perbedaan bahasa mempengaruhi pemahaman antara perusahaan pemberi project dengan mitra perusahaan sehingga meningkatkan risiko miskomunikasi, sangat penting untuk mencari mitra perusahaan yang terbiasa menggunakan bahasa inggris sebagai bahasa universal.
Perusahaan dapat mencari bakat terbaik dan paling cerdas di berbagai belahan dunia. Hal yang sama yang dilakukan oleh perusahaan teknologi raksasa Google yang menjadikan Developer dari negara India sebagai CEO meskipun dari negara kelahiran India.
3. Operasional 24/7
Perusahaan dapat terus melanjutkan pemeliharaan dan operasional dalam sehari penuh dengan memanfaatkan perbedaan zona waktu. Ketika jam kerja di perusahaan utama sudah selesai maka perlu mencari mitra dengan perbedaan zona waktu kurang lebih 12 jam sehingga sistem dapat terus berjalan.
Kekurangan dari Offshoring
1. Komunikasi
Selain adanya perbedaan bahasa, komunikasi menjadi sebuah tantangan besar dikarenakan perbedaan zona waktu sehingga informasi yang diberikan tidak dapat dijalankan dengan segera dan perlu menunggu perusahaan mitra memasuki jam kerja untuk dilaksanakannya. Sehingga akhirnya mempengaruhi kecepatan penyelesaian project jika tidak dilakukan perencanaan secara matang.
2. Monitoring
Masih sama dikarenakan erbedaan zona waktu yang cukup jauh tidak memungkinkan perusahaan utama memonitor dan mengontrol langsung proses pengerjaan negara mitra.
3. Perbedaan Budaya
Karena jauhnya jarak antara negara perusahaan dengan perusahaan mitra membuat budaya karyawan yang bekerja terpaut jauh sehingga meningkatkan risiko culture shock dan gesekan karena perbedaan sifat.
Jenis Outsourcing berdasarkan layanannya
IT Outsourcing adalah praktik sering digunakan di mana perusahaan mengontrak berbagai layanan IT kepada pihak ketiga. Layanan yang diberikan umumnya adalah Pengembangan aplikasi (software development), Headhunt (akuisisi SDM), Penyaluran tenaga ahli programmer sementara (Staff Augmentation / Manpower Sharing), Cyber Security, dan Callcenter. Dengan mengandalkan penyedia layanan IT yang berkualitas, perusahaan dapat menghemat biaya pengembangan internal sambil memastikan sistem teknologi mereka dapat terus berkembang dan berjalan.
Outsourcing jenis BPO melibatkan penyerahan proses bisnis tertentu kepada penyedia layanan pihak ketiga. Hal ini sering melibatkan fungsi seperti akuntansi, sumber daya manusia, manajemen pelanggan, dan layanan dukungan pelanggan. Dengan mengandalkan BPO, perusahaan dapat mengalihkan tugas-tugas rutin ini kepada spesialis di negara berbeda dengan tenaga kerja lebih murah dibanding negara asalnya.
Outsourcing produksi melibatkan pengalihan pembuatan produk kepada negara pihak ketiga, sering kali di luar negeri di mana biaya tenaga kerja lebih rendah dan suatu negara memiliki produk unggulan sehingga biaya bahan baku (raw material) di negara lain lebih murah. Ini sering diterapkan dalam industri manufaktur dan juga dapat mencakup proses seperti pengepakan, distribusi, dan logistik. Contoh paling besar yang bisa dilihat adalah Apple sebuah perusahaan pembuat iPhone melakukan outsourcing produksi handphonenya di taiwan dikarenakan tenaga kerja taiwan sudah sangat terspesialisasi. Perusahaan dapat mempercepat melakukan pengantara ke pasar di sekitar negara produksi, mengurangi biaya produksi, dan memanfaatkan keahlian yang mungkin tidak dimiliki secara internal.
Outsourcing pemasaran dan periklanan dapat membantu perusahaan meningkatkan visibilitas merek mereka dan mencapai target pasar dengan lebih efektif. Layanan yang dapat dioutsourcing termasuk strategi pemasaran, iklan digital, kampanye media sosial, dan pengembangan konten. Dengan menggunakan agen pemasaran yang terampil, perusahaan dapat mengoptimalkan kampanye pemasaran mereka tanpa harus menginvestasikan sumber daya besar dalam infrastruktur pemasaran internal.
1. Efisiensi Biaya
Meskipun tidak dapat mengefisiensikan biaya secara signifikan dibanding nearshoring dan offshoring dengan melakukan outsourcing perusahaan dapat menghemat biaya dengan mempertimbangkan faktor tidak perlu membayar pesangon ketika mengakhiri pekerjaan karyawan karena project telah selesai dan tidak membayar benefit yang sama dengan karyawan tetapnya.
2. Akses ke keterampilan yang tidak dimiliki
Perusahaan dapat dengan cepat mendapatkan karyawan terampil dan pemahaman teknologi yang baik dibandingkan mencari secara manual yang masih harus melakukan proses pencarian kerja, seleksi, interview, onboarding, dan probation yang memakan waktu lama.
3. Fokus ke inti bisnis
perusahaan dapat fokus pada kegiatan intinya. Karena manajer dan karyawan memiliki banyak hal yang harus mereka lakukan, mereka kadang-kadang perlu mengingat untuk mengelola tumpukan pekerjaan mereka dan memprioritaskan aktivitas dan tugas mereka. Oleh karena itu, ketika perusahaan mengoutsourcing komponen-komponen non-inti mereka, mereka dapat mengalihkan fokus mereka kembali ke kegiatan inti mereka.
Kekurangan dari Outsouring
1. Kehilangan kendali penuh
Meskipun metode outsourcing membuat perusahaan tidak dapat mengawasi pekerjaan secara penuh namun dapat diminimalisir dengan menentukan jangka waktu progress pengerjaan, meminta hasil pengerjaan secara berkala baik itu harian maupun mingguan, dan menggunakan aplikasi manajemen proyek agar dapat menerima laporan secara langsung.
Berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan terkait Nearshoring, Offshoring, dan Outsourcing. Jika perusahaan anda berencana untuk mengembangkan aplikasi namun kekurangan sumber daya manusia terampil maka tidak perlu khawatir karena kami Lumen Teknoindo sebagai konsultan IT yang melayani jasa pembuatan software siap membantu anda mengembangkan aplikasi dimana kami selalu memastikan bahwa aplikasi yang dibuat dirancang dengan kesesuaian proses bisnis perusahaan dan terintegrasi dengan baik dengan sistem lama yang saat ini masih berjalan.
Lumen Teknoindo berpengalaman dalam membangun aplikasi, aplikasi web based, sampai aplikasi mobile cross-platform. Hubungi kami sekarang untuk konsultasi dan kami memberikan analisis kebutuhan secara gratis.
Selain memberi layanan terbaik pada konsumen, LUMEN TEKNOINDO akan terus berinovasi dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi untuk memenuhi kebutuhan Teknologi Instansi anda.
Informasi lebih lengkap silahkan Download Company Profile dibawah
Jl. Dusun Penen No. 1a, Penen, Donoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta 55581
info@lumenteknoindo.co.id
+6287732994755